Perbedaan Mandarin di Tiongkok, Taiwan, dan Singapura
- Zhang Laoshi Mandarin Center
- Oct 20
- 2 min read

Banyak orang mengira bahasa Mandarin itu sama di mana pun — padahal, walau dasarnya sama, Mandarin di Tiongkok, Taiwan, dan Singapura punya perbedaan dalam pengucapan, tulisan, hingga kosakatanya. Yuk, kita bahas satu per satu biar kamu nggak bingung kalau suatu hari berinteraksi dengan penutur dari tiga wilayah ini!
1. Tiongkok: Mandarin Standar atau “Putonghua” (普通话)
Bahasa Mandarin resmi yang digunakan di Tiongkok disebut Putonghua, yang secara harfiah berarti “bahasa umum.”
✨ Ciri-cirinya:
Aksen: Berdasarkan logat Beijing, jadi ada bunyi khas “-r” di akhir kata (misalnya nar 哪儿 untuk “di mana”).
Tulisan: Menggunakan hanzi sederhana (简体字 / jiǎntǐzì), contohnya 学 (belajar), 爱 (cinta).
Penggunaan: Dipakai di sekolah, media, pemerintahan, dan bisnis internasional.
Contoh kata khas:
电脑 (diànnǎo) = komputer
公交车 (gōngjiāochē) = bus umum
Putonghua ini juga yang dipakai dalam ujian HSK, jadi jadi standar internasional buat pelajar Mandarin di seluruh dunia.
2. Taiwan: Mandarin Tradisional atau “Guoyu” (国语)
Di Taiwan, Mandarin disebut Guoyu, artinya “bahasa nasional.”
✨ Ciri-cirinya:
Tulisan: Menggunakan hanzi tradisional (繁体字 / fántǐzì) — bentuk tulisan lebih kompleks tapi indah. Misalnya: 學 (学), 愛 (爱), 國 (国).
Aksen: Lebih lembut dibanding Putonghua.
Kosakata: Kadang beda dari daratan Tiongkok, misalnya:
公車 (gōngchē) = bus umum (di Tiongkok: 公交车)
筆電 (bǐdiàn) = laptop (di Tiongkok: 笔记本电脑)
Budaya: Taiwan sangat menjaga nilai-nilai tradisional, jadi penulisan dan pilihan katanya juga terasa lebih “klasik.”
3. Singapura: Mandarin Lokal atau “Huayu” (华语)
Di Singapura, Mandarin dikenal sebagai Huayu, yang berarti “bahasa orang Tionghoa.”
✨ Ciri-cirinya:
Tulisan: Menggunakan hanzi sederhana (简体字) seperti di Tiongkok.
Campur bahasa: Sering bercampur dengan bahasa Inggris dan Melayu, misalnya “今天meeting 很忙” (hari ini meeting-nya sibuk banget 😆).
Aksen: Lebih datar dan cepat, kadang ada pengaruh dialek Hokkien atau Teochew.
Contoh khas:
吃饭了吗?→ “Have you eaten?” tapi sering diucapkan bareng logat Inggris ala Singapura.
Kebijakan: Pemerintah punya program “Speak Mandarin Campaign” sejak 1979 untuk mendorong warga keturunan Tionghoa menggunakan Mandarin baku.
4. Kesimpulan: Sama Tapi Nggak Sepenuhnya Sama!
Walau ketiganya sama-sama pakai Mandarin, perbedaannya bisa dibilang mirip seperti perbedaan antara Bahasa Indonesia, Melayu, dan Brunei — saling paham, tapi punya gaya sendiri.
Jadi, kalau kamu belajar Mandarin, sebenarnya kamu sedang belajar versi standar dari Putonghua, yang bisa dipahami di tiga wilayah itu. Tapi, tahu perbedaannya bakal bikin kamu makin fleksibel dan siap kalau berinteraksi dengan penutur dari mana pun 🌏
Penulis: Nuzulul Luthfi
Editor: Zhang Laoshi Mandarin Center














Comments